sinargunung.com, Jakarta | Persiapan pelantikan dan pengukuhan Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat periode 2025–2030 semakin dimantapkan. Rapat pemantapan digelar di Sekretariat PWI Pusat, Gedung Dewan Pers, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Rapat dipimpin Ketua Umum PWI Pusat Akhmad Munir bersama Sekjen Zulmansyah Sekedang, dengan melibatkan panitia pusat dan daerah. Agenda utama membahas detail teknis menjelang acara, mulai dari kesiapan lokasi, jumlah peserta, hingga rangkaian prosesi pengukuhan yang akan berlangsung pada Sabtu, 4 Oktober 2025, di Auditorium Monumen Pers Nasional, Surakarta, Jawa Tengah.
Ketua PWI Surakarta selaku koordinator panitia daerah, Anas Syahirul, menegaskan seluruh persiapan teknis sudah tuntas. “Kami pastikan kebutuhan teknis sudah siap agar acara berjalan lancar dan berkesan,” ujarnya.
Sekjen PWI Pusat Zulmansyah menambahkan, koordinasi antara panitia pusat dan daerah berjalan baik sehingga persiapan semakin matang.
Acara pelantikan diperkirakan dihadiri ratusan peserta dari seluruh PWI provinsi, mitra strategis, pimpinan media nasional, serta sejumlah pejabat negara. Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dijadwalkan memberikan pengarahan sekaligus pidato kunci. Sementara Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria akan menjadi pembicara dalam talkshow bersama Wakil Ketua Dewan Pers Totok Suryanto dan Ketua PWI Bidang Pendidikan Agus Sudibyo. Diskusi ini dipandu Retno Pinasti dengan tema “Merawat Keadaban Bangsa di Tengah Desakan Epidemi Disinformasi dan Supremasi Kecerdasan Buatan.”
Ketua Umum PWI Pusat Akhmad Munir menegaskan pelantikan di Monumen Pers memiliki makna historis. “Pengukuhan ini adalah napak tilas lahirnya PWI pada 1946, di mana semangat persatuan menjadi roh perjuangan wartawan untuk bangsa,” ungkapnya.
Munir, yang juga Direktur Utama LKBN Antara, menambahkan bahwa momentum ini penting bagi PWI untuk kembali bersatu setelah melewati masa dualisme kepengurusan.
Monumen Pers Nasional dipilih sebagai lokasi pelantikan karena nilai sejarahnya yang tinggi. Gedung ini menjadi saksi lahirnya PWI pada 9 Februari 1946, yang sejak saat itu berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan, demokrasi, dan kebebasan pers di Indonesia. red
